Ini celetukan jujur ibu-ibu muda pas terima raport ....
“Weess liburan aku malah stress,
lha pie ndak mandeg mandeg lho maunya.Kalao udah pergi ke neneknya lumayan”
jiaah. Ada lagi
“Lha pie kalo mereka libur kita
ndak libur kerja, trus budget jadi bengkak, yang bikin sebel, kita tambah
stress karena gak bisa ajak mereka main juga, antara kasian dan gak berdaya” hiks
hiks
Tidak dipungkiri, moment liburan menjadi saat yang
kini justru tidak terlalu menyenangkan. Tepatnya mencemaskan bagi orang tua.
Banyak kemungkinan sebab. Mungkin, karena saat liburan anak-anak para orangtua
tidak libur, terutama yang keduanya bekerja. Padahal, mereka biasa menitipkan anak-anak disekolah atau
tempat penitipan anak seharian.Lha kalu libur? Stress juga kan?Kedua, bagi
ibu-ibu yang tidak bekerja seperti saya, jujur lho ya, kadang kita tidak ‘siap’
membersamai anak-anak dirumah lebih lama, biasanya kita bisa sedikit lega saat
mereka sekolah meskipun hanya sampai siang.Lha kalu liburan? Bisa-bisa seharian
kita teriak-teriak. Masya Allah hehe
Ya, mungkin tulisan ini sekedar pengingat diri sendiri . Sedikit tips aja,
yang ingin saya cobakan untuk liburan beberapa hari lagi. Supaya saya yang
sehari-hari memang bekerja dirumah ini juga bisa benar-benar ‘membersamai’ anak-anak
tidak sekedar ‘nyambi’ nemeni mereka.
1.Apa yang KITA lakukan, musyawarah yuk!
Mengajak anak-anak merencanakan liburan mereka
sendiri akan membantu kita menyiapkan apa yang mereka mau. Toh ini adalah hak
mereka untuk menikmati waktu dirumah. Kegiatan apa yang akan kita lakukan
bersama, dimana bagaimana, dan berapa anggarannya. Tidak harus berlibur ketempat-tempat yang mahal dan
keluar rumah. Merencanakan liburan dirumah tapi dengan kegiatan yang variatif
asyik juga.
Yang harus kita siapkan adalah : enjoy dan
menghargai pilihan mereka. Katakan saja jika memang kita hanya memiliki
anggaran terbatas. Kalau saya, ingin mengajak anak-anak menata ulang kamar
mereka, mengecat kaleng-kaleng bekas jadi aneka wadah pernik dan membuat kue,
dan mengunjungi rumah baca di rumah kontrakan lama kami ,insya Allah.
2. Jika memang Anda Tidak LIBUR
Mungkin memang rasanya serba salah, tapi bagaimana
lagi. Jika memang anda adalah orangtua bekerja yang tidak libur, mungkin memang
harus menyempatkan waktu sedikit lebih banyal Atau, biarkan mereka ke rumah
nenek atau paman, atau beri kepercayaan mereka berlibur dengan teman sebaya
jika memang sudah bisa dilepas. Jika tempat bekerja kita fleksibel dan
anak-anak bisa kita kondisikan untuk ikut ke kantor/tempat kerja bagus juga.
Biasanya dengan begitu mereka akan lebih berempati dengan pekerjaan kita. Jika
ini yang anda pilih, siap-siaplah untuk mengenalkan anak pada teman-teman anda,
atasan, atau bahkan satpam, dan pilihlah di hari-hari yang tidak terlalu sibuk.
Jika pilihan jatuh pada berlibur dirumah nenek atau
kerabat, bersiap-siaplah dengan beberapa pola yang mungkin akan melonggar, atau
bekerjasamalah dengan pihak-pihak ‘tuan rumah’ untuk menjaga pola dan aturan
yang berhubungan dengan waktu makan, sholat, menonton Televisi. Upayakan anak
bermain aktif, tidak didepan televisi atau game.Ini berlaku pula jika anak
hanya dirumah dengan pengasuh. Oya, bisa juga membuat family gathering dengan
anak-anak teman, siapa tau justru menjadi awal yang baik untuk kegiatan positif
mereka dihari-hari selanjutnya
3. Hindari terlalu banyak JANGAN, Libatkan saja!
Mungkin yang menjadikan bertambah stress karena
kita tidak siap berbagi waktu.Kalau sudah begini, sungguh kita bisa sangat
menghargai guru-guru dan pengasuh anak-anak kita di TK, PAUD, sekolah fullday
atau tempat penitipan. Disaat liburan, anak-anak cenderung ingin melakukan apa
yang kita lakukan, sebenarnya. Sayangnya, kita-orang dewasa- disekitar mereka
belum siap. Maka terjadilah teriakan-teriakan larangan “Huuh…jangan begitu,
jangan begini. Sudah-sudah tidak usah ikut-ikutan, tuh kaaan apa ibu bilang,
pecah kan? Suruh liat tivi aja gak mau sih. Sudah kamu nonto VCD aja ya?Atau
sudah kamu ajak adik main ya?ibu mau beberes” Fiiuuuh….jujur, saya pernah
begitu
Tapi kemudian, saya tau ini sebenarnya waktu mereka
untuk belajar bersama kita. Maka yang kita harus lakukan sebenarnya adalah :
mengajak mereka bekerjasama. Hasilnya? Putri tertua saya sudah mulai bisa
membantu saya dan mbak pengasuh mencuci piring, sudah mulai ‘peka’ bahwa
kamarnya kotor harus ditata ulang, sudah mulai punya usul untuk menyortir
mainan. Ya ya, libatkan saja. Banyak melarang bukan hanya menjadikan mereka
agresif negative tapi juga melelahkan kita.
4. Jangan Nyambi, mak!
Mak, bund, umi, mama, ibu, mungkin kita-kita yang
dirumah ini sering punya waktu banyak tapi hambar dimata anak-anak. Makanya,
mungkin kita harus mengusahakan untuk sedikit ‘menjamu’ mereka yang sedang
liburan itu. Membersamai mereka bukan sekedar ada. MAtikan computer, FB,
minimalkan telpon-telponan, BB an saat sedang bersama anak.
Saya bukan ibu yang sempurna. Saya pernah diprotes
anak-anak sampai akhirnya saya putuskan tidak abai terhadap waktu bersama. Ya,
memang dengan membersamai mereka, ada nilai-nilai yang bisa kita masukkan lewat
cerita, gerak dan lagu, tebak kata, mencipta puisi dan saling bercerita.
Semoga.
5.Siapkan anggarannya
Mungkin memang anggaran liburan anak-anak harus
kita rencanakan. Bukan hanya untuk belanja, senang-senang, makan-makan diluar.
Dirumah pun kita harus punya anggaran. Sederhananya, jika liburan ini saya ingin
mengajak anak-anak membuat handycraft, mengecat kaleng, membuat kue, saya pun
harus mempersiapkan anggaran. Hehe jer
basuki mowo bea, iya kan? Mungkin sekali lagi, tak harus selalu
mengakomodir keinginan anak-anak. Oya, jangan banyak menuruti hasrat jajan
anak-anak disaat liburan ya .
Oke semoga liburan kali ini bisa menjadi refreshing
dan berkesan, mendidik, buat mereka juga buat kita, jangan malah stress. Have
a nice holiday!
Kiriman dari Bunda Tinuk
0 comments:
Posting Komentar