Seandainya
ada seorang ibu yang mempunyai tiga atau lima anak disuruh menceritakan tentang
anak-anaknya, saya yakin akan menjadi tiga atau lima judul buku yang berbeda
masing-masing ceritanya. Atau seorang ibu yang hanya mempunyai satu anak saja,
setiap tahun, bulan bahkan minggu pun akan dapat menceritakan kisah atau
kejadian yang tidak sama pula bahkan disetiap harinya sekalipun.
Kenyataan yang sering kita jumpai ketika beberapa ibu berkumpul menyampaikan tentang anak-anak mereka betapa banyak permasalahan atau keluh kesah yang mereka perbincangkan. Ada yang bingung dengan sikap anaknya yang suka jajan, sering berkata kasar atau kotor, hobi main play station (PS), nilai sekolah jelek, malas belajar, suka bertengkar dengan adik atau temannya atau yang sudah ABG mengalami masa puber sehingga sudah mulai tertarik dengan lawan jenis dan sederet permasalahan lain yang tentu tidak akan cukup ditulis hanya dalam satu halaman saja.
Karena Allah Ta`ala dengan kekuasaanNya selalu menyuguhkan episode kehidupan yang berbeda pada setiap insan bahkan bagi anak yang terlahir kembar, maka label The New Mother atau "Ibu Baru" akan selalu disandang pula oleh setiap ibu. Tidak hanya bagi ibu yang baru dikaruniai anak satu saja tetapi juga yang sudah memiliki dua, tiga, empat dan seterusnya bahkan juga bagi yang sedang menanti hadirnya buah hati atau bagi ibu yang sudah ‘mentas’ anak-anaknya dan menjadi nenek.
Alangkah bijaknya jika seorang ibu tidak mengatakan:“ Aku sudah banyak makan asam garamnya dalam mendidik dan mengasuh anak” karena itu berarti ia akan mencukupkan ilmu yang telah dimilikinya. Padahal ilmu bagi seorang ibu tidak akan pernah cukup setelah anak pertama lahir saja, tetapi ia akan juga akan menjadi ibu baru untuk anak kedua, akan menjadi ibu baru sebagai seorang mertua, nenek dan lain sebagainya yang akan berganti-ganti sepanjang usianya.
Maka benar sekali sabda Nabi SAW yang mengatakan “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat.” Karena untuk menjadi seorang ibu saja, kita dituntut mempunyai banyak ilmu. Kita pun diharapkan menjadi: seorang dokter sekaligus apoteker ketika anak mendadak sakit, menjadi psikolog ketika menghadapi sikap dan perilaku anak sehari-hari, menjadi ahli gizi untuk bisa memberikan anak kita asupan gizi yang cukup dan menyehatkan, dan yang tidak kalah penting adalah menjadi guru karena kita harus mengajarkan banyak ilmu dan keteladan untuk anak-anak kita.
Sesuatu yang baru identik dengan hal yang masih bagus dan menyenangkan, sehingga ketika diberikan pada siapapun tentu akan senang menerimanya. Begitu pula seorang ibu, ketika kita bisa memberikan hal-hal baru dalam mendidik dan mengasuh anak-anak, tentu mereka akan menyambut hangat dan selalu merindukan kehadiran kita.
So...To Be The New Mother sudah seharusnya menjadi label dalam diri kita agar kita bisa selalu memperbaiki diri dengan memperbanyak bekal ilmu sebagai ibu dari anak-anak yang menjadi amanah kita sehingga anak juga akan senang dengan hal-hal baru yang kita berikan. Dan semoga dengan upaya itu doa-doa akan senantiasa mengalir dari mulut mereka setelah kita tiada nanti.
Roisah Hasti
Nawangsih R, S.Pd.I
(Guru KBTKIT
Mutiara Hati Klaten)
0 comments:
Posting Komentar